Ads

Kisah Mutiatul Munawaroh: Dari Seorang Anak Petani, Menjadi Lulusan Terbaik dengan IPK 4,00

 

Potret: Mahasiswa terbaik dengan IPK 4,00, Mutiatul Munawaroh, menerima berkas wisuda secara simbolis dari Dekan FISIP, Nur Wahdatul Chilmy. Sumber foto: Tangkapan layar akun YouTube UIJ official


WISUDA, www.lpmmitra.id – Keterbatasan ekonomi tidak pernah menjadi alasan untuk berhenti bermimpi. Hal itulah yang dibuktikan oleh Mutiatul Munawaroh, mahasiswi Universitas Islam Jember (UIJ), yang berhasil meraih predikat lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,00.

Terlahir dari keluarga sederhana, tumbuh dengan nilai kerja keras yang ditanamkan sejak kecil. Ibunya berprofesi sebagai petani, sementara sang ayah juga seorang petani yang sesekali berdagang ke pasar setiap hari Rabu. Dari keluarga inilah ia belajar arti ketekunan dan perjuangan hidup.

Prestasi membanggakan tersebut terukir dalam Wisuda Program Sarjana ke-XXVIII Tahun Akademik 2025/2026 yang digelar khidmat di Gedung New Sari Utama, Sabtu (20/12). Di tengah ratusan wisudawan, namanya itu disebut sebagai peraih IPK tertinggi.

Perempuan yang berasal dari Desa Sumber Ketempah, Kecamatan Kalisat, itu mengatakan capaian tersebut bukanlah hasil yang instan. Ia menyebut keberhasilannya merupakan buah dari proses panjang yang dijalani dengan konsistensi, disiplin, serta dukungan dari berbagai pihak.

“Saya sangat bersyukur dapat menyelesaikan studi tepat waktu dan meraih predikat lulusan dengan IPK tertinggi. Ini adalah hasil kerja keras serta dukungan dari banyak pihak, terutama keluarga dan dosen pembimbing,” ungkapnya.

Selama menempuh pendidikan di UIJ, prestasi paling berkesan baginya adalah saat dinobatkan sebagai lulusan terbaik. Namun, ia mengaku tantangan terberat selama perkuliahan adalah mengasah kemampuan public speaking karena kurang percaya diri saat tampil di depan publik.

“Waktu itu saya belum terlalu bisa tampil di depan publik. Saya melatihnya dengan menerangkan sesuatu di depan cermin, dan itu cukup membantu,” tutur perempuan dari Program Studi Administrasi Negara tersebut.

Perjalanan akademik Mutiatul tidak lepas dari peran penting para dosen dan lingkungan kampus. Menurutnya, bimbingan dosen serta suasana kampus yang kondusif sangat berpengaruh dalam mendukung kelancaran studi dan pencapaian prestasi akademik.

“Peran dosen sangat penting karena merekalah yang membimbing kita selama berkuliah. Lingkungan yang nyaman juga membantu kita lebih fokus menjalani kehidupan kampus,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa kunci utama keberhasilan terletak pada konsistensi dan disiplin. Menurutnya, sikap malas hanya akan menjauhkan seseorang dari tujuan yang ingin dicapai.

“Yang paling penting adalah konsistensi dan disiplin. Jangan malas mengerjakan tugas kuliah, karena tidak ada yang bisa dicapai dengan bermalas-malasan,” katanya.

Motivasi terbesar Mutiatul adalah keinginannya untuk mengangkat derajat kedua orang tuanya dan menjadi versi terbaik dari dirinya, sehingga ia berencana terjun ke dunia kerja terlebih dahulu untuk menambah pengalaman sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menutup kisahnya, perempuan yang akrab disapa Mutia itu menilai UIJ sebagai tempat yang tepat untuk belajar, tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga kehidupan.

“UIJ adalah tempat yang pas. Di sini tidak hanya belajar teori, tetapi juga belajar kehidupan. Saya sangat bersyukur menjadi bagian dari UIJ,” pungkasnya.




Pewarta: Vina Amalia Agustin 

Editor: Febri Irawan

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.