Ads

Mahasiswa vs Dekan, Transaksi Kekuasaan Guncang FISIP UIJ


Poster WARNING Guncang FISIP UIJ! Sebuah unggahan bernada kritis berjudul “WARNING” beredar luas di kalangan mahasiswa Universitas Islam Jember. Isi poster tersebut menuding adanya transaksi kekuasaan dan penyiapan calon pengganti dekan secara diam-diam di lingkungan FISIP.Dalam narasinya, penulis menyerukan agar fakultas tidak terjebak pada birokrasi elitis dan kehilangan ruh kritisisme mahasiswa.


MEMANAS,www.lpmmitra.id - Suasana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Jember (UIJ) tengah memanas. Sebuah poster bertajuk WARNING yang beredar luas di grup WhatsApp kampus menjadi pemicu utama konflik terbuka antara mahasiswa dan pihak dekanat.

Poster tersebut memuat tudingan keras bahwa pihak dekanat tengah menyiapkan calon pengganti dekan melalui transaksi kekuasaan di balik meja, bukan melalui mekanisme terbuka dan partisipatif.

Tulisan dalam poster itu bahkan menohok langsung kebijakan fakultas

“Apakah kita akan kembali ke pola lama birokrasi yang elitis, minim transparansi, dan jauh dari denyut mahasiswa? Akreditasi boleh naik, tapi kemajuan fakultas masih jalan di tempat.” isi dalam tulisan poster tersebut.

Sosok di balik poster akhirnya muncul ke publik. Mahmud Toheruddin, mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UIJ, merupakan penulis sekaligus pengunggah tulisan kritis tersebut. Akibat aksinya, ia dipanggil pihak dekanat dan dituduh menyebarkan fitnah.

“Saya dikatakan fitnah. Tapi saya bilang, kalau tulisan saya benar, saya nggak rela disebut begitu,” tegasnya saat diwawancarai pada Rabu (15/10).

Pria yang akrab disapa Mahmud itu menilai keresahan mahasiswa terhadap arah kebijakan fakultas bukan hal baru. Menurutnya, kegelisahan itu sudah lama terpendam dan baru sekarang menemukan momentumnya untuk muncul ke permukaan.

“Ini bukan muncul tiba-tiba. Ada jarak yang makin lebar antara mahasiswa dan dekanat. Kami cuma ingin memastikan kepemimpinan dijalankan dengan baik,” ujarnya.

Mahasiswa semester lima tersebut membantah keras tudingan bahwa aksinya dilatarbelakangi motif pribadi atau politis. Dengan suara bergetar, Mahmud menutup pernyataannya penuh emosi, menyerukan agar semangat kekeluargaan di FISIP kembali hidup.

“Kami hanya melayani api yang sudah ada. Kami tidak ridha kalau jabatan dipegang tanpa transparansi. Kembalikan rasa kekeluargaan di FISIP, jangan ada sekat antara mahasiswa, dosen, dan dekanat,” katanya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Dekan FISIP UIJ, Nur Wahdatul Chilmy, menanggapi tegas tudingan yang beredar dalam poster tersebut. Ia menegaskan bahwa informasi itu tidak benar dan telah mencederai etika komunikasi di lingkungan akademik.

“Saya tidak tahu isu itu dari mana. Tidak pernah ada konfirmasi ke saya. Tiba-tiba keluar berita begitu saja,” ucapnya saat ditemui Reporter Mitra.

Perempuan yang akrab disapa Meme itu menegaskan bahwa mekanisme pemilihan dekan telah diatur secara resmi dalam statuta universitas. Ia menolak anggapan bahwa proses tersebut didasarkan pada kehendak pribadi.

“Pergantian dekan bukan sebentar lagi, tapi masih tahun 2027. Jadi kalau dibilang ‘sebentar lagi ganti’, itu jelas salah,” paparnya.

Pimpinan tertinggi fakultas itu juga menepis tudingan bahwa dirinya tengah menyiapkan calon suksesor secara diam-diam. Menutup pernyataannya dengan nada emosional, ia menegaskan.

“Memang jabatan dekan memerlukan proses kaderisasi, tetapi bukan berarti jabatan tersebut bisa diwariskan. Siapa pun berhak mendaftar, asalkan sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Statuta kampus. Saya tidak ingin berkonflik dengan mahasiswa saya sendiri. Jika mereka menulis karena kurang memahami, saya masih bisa memaklumi. Namun, jika itu merupakan fitnah yang disengaja, saya sangat kecewa,” pungkasnya.



Pewarta: Vina Amalia Agustin 

Editor :  Febri Irawan 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.