Ads

Mbak Kho Center: Kantor Kedua Pejabat UIJ

Oleh: Sugeng Hadi Wijaya

     Opini ini hanya sebatas candaan nonfiksi saja kawan. Setiap individu yang memiliki jabatan atau kedudukan penting dalam suatu lembaga, pastinya disediakan tempat (ruang kerja). Hal ini untuk mempermudah dalam menjalankan tupoksinya. Biasanya setiap lembaga memfasilitasi satu ruang untuk satu individu, bisa juga lebih tapi jarang kita temui.
     Bagaimana dengan kampus kita, Universitas Islam Jember (UIJ) yang merupakan sebuah lembaga pendidikan. Sekelas UIJ pastinya dan yang jelas pasti setiap pejabat, pegawai, dan staffnya disediakan ruang kerja. Misalnya rektor, wakil rektor, kepala bagian, beserta yang lainnya sudah kita sering temui di ruang kerja masing-masing. Oleh karenanya kita sebagai mahasiswa lebih mudah untuk menemui yang bersangkutan apabila ada keperluan.
     Namun, dari beberapa hal di atas ada yang aneh di UIJ. Pernah suatu saat saya bersama reporter lainnya melakukan liputan suatu kasus. Dalam liputan tersebut mengharuskan kami untuk menemui salah satu pejabat dan kepala bagian. Ada yang menarik waktu kami melakukan liputan. Orang-orang yang mau kami temui tersebut tidak ada diruangannya. Anehnya kawan, ternyata orang-orang tersebut ada di kantin UIJ.
    Dari kejadian di atas mungkin biasa saja, jika itu hanya terjadi sekali saja. Akan tetapi hal tersebut terulang-ulang kami alami. Sehingga kami para reporter LPM Mitra sudah lumrah bahwa pejabat dan pegawai UIJ rata-rata memiliki dua ruang kerja. Jadi sudah paham jika tidak ada di ruang kerja berarti berada di Mbak Kho Center (sebutan mereka terhadap kantor keduanya).
     Seharusnya mereka sebagai panutan dan pelayan akademik bagi para mahasiswa harus mampu menempatkan diri. Sehingga tidak terkesan bahwa sistem pemerintahan UIJ ugal-ugalan. Boleh saja mereka nongkrong di warung kopi misal, asalkan waktu yag tepat yakni istirahat. Namun, perlu kawan ketahui bahwa tidak semua pejabat UIJ seperti itu.

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.