Ads

Kabinet Zarathustra, Bawakan Isu Kerusakan Lingkungan dan Stunting di Munas

Fotografer: M. Naufal Agustian Hidayatullah

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) merupakan aliansi yang menyatukan organisasi eksekutif mahasiswa perguruan tinggi. Didalamnya terdapat 14 wilayah yang menaungi lebih dari 300 lembaga perguruan tinggi, tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

Dalam rangka revitalisasi eskalasi gerakannya, munas (Musyawarah Nasional) kali ini juga membahas pergantian Tongkat estafet kepemimpinan yang biasa disebut sebagai Korpus (Koordinator Pusat), serta Korsu (Koordinator Isu), sebagai Mediator atas Isu-isu nasional maupun regional. Hal tersebut tentunya berkoordinasi dengan koordinator wilayah yang terpilih pada konsolidasi wilayah sebelumnya. Menjadi Kontra-narasi pemerintah adalah jargon utama dalam menjalankan nilai dan fungsinya sebagai organisasi yang merepresentasi masyarakat tertindas.

BEM Universitas Islam Jember (UIJ), kabinet Zarathustra merupakan salah satu peserta kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) BEM SI di Universitas Komputer Indonesia dan Universitas Pasundan Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/05/2024).

Dari hasil kongres amandemen dan konsolidasi Daerah Aliansi BEM se-Jember. Kabinet Zarathustra UIJ membawa 2 isu besar yang berasal dari tiap daerah. Diantaranya adalah kerusakan lingkungan dan stunting. Bukan hal baru persoalan lingkungan hadir membersamai warga Jember. Perlu adanya penanganan yang serius dan kompleks untuk menyelesaikan persoalan ini. Dimana keseimbangan pembangunan perlu di tilik kembali dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui kajian lingkungan hidup strategis atau disingkat (KLHS). Menjadi Instrumen yang memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar pembangunan yang terintegrasi.

Berdasar pada data terbaru Study Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa kabupaten Jember mengalami peningkatan prevalensi stunting hingga 11 poin, dan menjadikannya sebagai kabupaten dengan tingkat stunting tertinggi di Jawa Timur, mencapai 35,9 persen. Angka kematian ibu yang tinggi dan kemiskinan ekstrim juga menjadi urgensi. Kabinet Zarathustra merekomendasi 2 isu ini pada Munas Bem Si ke-XVII, “Saya rasa dan saya harap konstelasi pemikiran yang ada di nasional, mampu untuk menyelesaikan atau setidaknya meluruskan hal-hal yang sifatnya rule dan implementatif dengan menguraikan fenomena yang terjadi,” kata M Naufal Agustian Hidayatullah, Ketua BEM UIJ.

Mahasiswa sebagai representasi dari advance society, menurut pria yang akrab disapa Naufal ini, merupakan identitas normatif yang diyakini oleh masyarakat Indonesia. Serta menjadi kekayaan dan harapan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia. “Menjadi ideal ketika jargon keemasan bangsa ini, ditentukan oleh kualitas dan kearifan mahasiswa dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya,” imbuhnya.

Dari banyaknya Variabel yang melatarbelakangi adanya degradasi yang melanda tataran mahasiswa, BEM UIJ melihat faktor lingkungan dan kesehatan, khususnya stunting menjadi faktor paling krusial yang harus segera diselesaikan. Korpus BEM SI sebagai pimpinan tertinggi, diharapkan mampu menginventarisir isu-isu daerah maupun Nasional, dengan menciptakan formula terbaik untuk menuntaskan problematika ini sampai dengan pangkalnya.

Kerusakan Lingkungan di beberapa daerah yang menjadi masalah yang erat hubungannya dengan korporasi. Ditambah beberapa faktor lainnya, salah satunya kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ekosistem sungai dan Kesehatan.

Kondisi tersebut menurut Naufal, perlu dipahami oleh semua lapisan masyarakat yang ada. Mulai dari tataran bawah, pemerintah daerah, pemerintah pusat hingga mahasiswa. “Seharusnya berkoordinasi melakukan pembenahan bersama-sama. Dengan Syarat keterbukaan antara masyarakat populis dan elitis penting, kiranya mengantisipasi adanya polarisasi di tataran Masyarakat,” pungkasnya.


Nama: Siti Nur Aisyah

Editor: Linda Nurul Hidayah

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.