Ads

Unjuk Rasa Mahasiswa IMM Jember Dibarengi Baku Hantam Dengan Polisi

RICUH: Mahasiswa IMM berhadapan dengan aparat kepolisian saat aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Jember, Senin (10/6). Fotografer: Feroz Anugrah

JEMBER, lpmmitra.id- Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kepada Bupati Jember, Hendy Siswanto, sempat terjadi kericuhan. Puluhan mahasiswa yang turun aksi didepan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember, sempat baku hantam dengan aparat kepolisian. Hal tersebut disampaikan oleh pimpinan cabang IMM kabupaten Jember, Dwi Nofal Zakariya, Senin (10/6).

Nofal mengatakan, saat mahasiswa IMM menyelenggarakan aksi tersebut sempat terjadi ricuh. Mahasiswa yang hendak memasuki gedung DPRD Jember, dipukuli oleh beberapa oknum polisi. “Saat kami menyelenggarakan aksi, ternyata kami dilakukan refleksivitas dari aparat kepolisian. Kader-kader kami dipentungi, padahal kami tidak melakukan refleksivitas apa pun, tentunya ini akan menjadi evaluasi terhadap pihak keamanan juga,” ujarnya saat diwawancarai di depan gedung DPRD Jember.

Saat terjadi kericuhan, lanjut dia, Bupati Jember tidak datang menemui mahasiswa. Justru yang menemui para demonstran tersebut adalah sekretaris daerahnya dan juga anggota legislatif. “Padahal kita berharap betul Bupati Jember menemui kami selaku mahasiswa yang terdampak. Ada kader-kader kami dan juga masyarakat mahasiswa umum, yang kuliah itu tidak mendapatkan beasiswa, padahal mereka kriteria tidak mampu ini sangat disayangkan,” lanjutnya.

Menurut Nofal, tujuan utama aksi tersebut dilakukan karena adanya program-program Bupati Jember yang kurang maksimal. Banyak kelalaian-kelalaian yang Hendy lakukan semenjak tiga setengah tahun menjabat. “Yang menjadi persoalan besar Kabupaten Jember masih belum maksimal, adalah dari pendanaan dan pengawasan terhadap program-program yang dilakukan eksekutif. Nyatanya banyak dugaan korupsi yang terjadi di Kabupaten Jember, salah satunya pabrik pupuk yang sedang dibangun hari ini,” katanya.

Nofal bingung, apa yang menjadi sebab sehingga bupati Hendy tidak mau menemui para demonstran tersebut. “Secara fundamental saya tidak tahu mengapa dia tidak mau menemui kami. Tapi sebetulnya kami berharap Hendy mau menemui kami, untuk menyerap aspirasi-aspirasi kami sebagai bahan evaluasi dan bahan pertimbangan kedepan,” pungkasnya.


Pewarta: Dewa Farizal Tanjung

Editor: Linda Nurul Hidayah

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.