Ads

Cinta yang Hampa






Sumber gambar : pinterest

Inilah hari pertamaku kuliah, aku sangat senang karena mendapat teman dan sahabat baru serta pengalaman yang berbeda. Hari-hariku selalu dihiasi dengan senyuman, sebab senyum adalah hal terindah yang pernah kurasakan.
Suatu ketika, kuberjalan menyusuri daerah kampus. Dalam perjalanan, diriku melihat seorang wanita yang rupawan, senyumnya manis tak tertandingi oleh siapapun. Sontak aku pun salah tingkah.Namun masih tak berani mendekati, sebab belum terlalu mengenalnya.
Setelah itu diriku mencoba tuk mendekatinya, karena hatiku yakin bahwa ialah sosok wanita yang kucari. Hal pertama yang kulakukan  membuat puisi cinta untuknya.
Puisi itu pun selesai kurangkai dengan judul “Pandangan pertama”. Lalu kutitipkan pada sahabatnya yang kebetulan kukenal.

Pandangan Pertama
Saat melihatmu...
kukira rembulan jatuh dari langit
Kukira Bidadari terusir dari kayangan
Kukira malaikat sebenarnya tak punya sayap
Namunku salah mengira karena salah tingkah
Sebab apa nadi berbunyi tak henti
Berdetak dengan kencangnya tak peduli kanan dan kiri
Kucoba menutup mata,
Namun senyumanmu terbayang jua
Kucoba pergi,
Namun langkah kaki tak menginginkan untuk melangkah pergi
Ingin kucoba mendekat
Namunku ku takut jantung ini meledak

Keesokan harinya kuterbangun, kubuka handphone yang berbunyi sebab lupa kumatikan. Lalu terdapat pesan WhatsApp yang kuterima darinya. Ternyata ia menyukai puisi yang kurangkai untuknya.
“Hai benar kamu  yang membuat puisi itu”, dalam pesan WhatsAppnya.
“Ia, memangnya kamu tidak suka yah?” kujawab pesan itu dengan rasa gembira.
“Suka sih, malah suka banget, tapi kamu bohong!”, balasnya.
“Bohong gimana?”, tanyaku dengan bingung.
Haripun silih berganti, saut-sautan dalam pesan pun berlanjut hingga tak kenal malam dan siang, serta tak kenal waktu dan tempat. Sampai hatiku pun berbisik bahwa ia begitu menarik.
Akhirnya kumantapkan hati, tuk mengungkapkan rasa padanya. Sebelum kulanjutkan pengungkapan itu, kutanyakan terlebih dahulu pada sahabatnya. Sahabatnya pun berkata bahwa dirinya suka makanan yang manis. Setelah itu ku pergi ke toko untuk membeli sepotong coklat, sembari kutulis surat cinta yang romantis tuk merayunya.
Dalam perjalanan ke toko terdapat halangan yang merintang. Kulihat ditengah jalan ada anjing yang menggonggong serasa ingin mencabikku. Serontak aku pun lari pergi menghindarinya, untung saja anjing itu tak mengejarku lagi. Sontak aku pun cari jalan lain.
“Sungguh berat perjalananku dalam membeli sepotong coklat untuk seseorang yang kucinta”, kata hatiku sembari gemetar karena ketakutan.
Setelah kumembeli coklat itu aku pun membungkusnya bersama surat cinta yang telah tercipta.
Tidak menunggu lama kubergegas menghampirinya dengan rasa gembira, lalu kuberikan coklat dengan sepucuk surat yang tertancap didalamnya, dan kukatakan apa yang kurasa.
“Maukah kau menjadi pendampingku?, karena ku mencintaimu sejak pertama kenal kala itu”. Dengan senyum bahagia kukatakan.
“maafkan diriku, bukan aku menolak, namunku tak punya rasa padamu, karena rasa tak dapat dipaksakan.” Jawabnya dengan sungkan sedikit malu.
“ jikalau itu yang kau rasakan, biarlah rasa ini ku kubur dalam-dalam.” Kujawab dengan rasa malu dan sakit hati yang menyayat.
“Tetapi aku akan mengambil coklat pemberianmu, bukan karena menerimamu, namun menghargai hadiahmu.” Sautnya tuk menghiburku
“Mengapa tak kuracuni coklat itu.” Kata dalam hatiku yang sedikit nakal.
 Sejak itu aku mengerti , memang benar dia menyukai hal yang manis, dia ambil coklat itu, sedang diriku Ia tolak sebab tak semanis coklat yang kuberikan.
Namun hal itu menjadi sebuah pembelajaran untuk memikirkan matang-matang suatu kepastian.

Oleh : Fathur Rozi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.