Ads

Muatkah Gedung UIJ Menampung Mahasiswa Baru?

 

Sumber: Freepik.com

Oleh: Fathur Rozi

Sekedar informasi  bahwa pada tanggal 26 juli 2021 Universitas Islam Jember (UIJ) mengadakan pendaftaran Calon Mahasiswa Baru (CAMABA) penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah dengan peserta sekitar 386. Jumlah tersebut tentunya akan semakin lebih banyak lagi karena ada seleksi lagi gelombang kedua pada bulan agustus besok, belum lagi dengan pendaftar mandiri. Sehingga jumlah mahasiswa di kampus hijau ini akan jauh lebih banyak.

Namun, jika kita lihat ke belakang saat kuliah tatap muka masih berlangsung, banyak mahasiswa yang kekurangan tempat belajar. Sampai mondar-mandir mencari ruangan, karena tidak memiliki ruang kelas. Terkadang mereka harus pindah ruangan karena ruangan yang ditempati milik mahasiswa prodi lain atau bahkan sebaliknya.

Okelah, mungkin saat ini pembelajaran sering dilakukan secara online, atau jarak jauh, sehingga mahasiswa jarang berkunjung ke kampus UIJ sehingga gedungnya nampak sepi. Oleh karena itu, saya hanya membanyangkan jika perkuliahan  kembali normal. Dengan datangnya mahasiswa baru kali ini, dan tidak menutup kemungkinan  jumlah perdaftar saat ini melebihi tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan tahap pertama seleksi KIP-Kuliah saja sudah memberikan ekspektasi yang cukup menjanjikan.

Tentunya, hal tersebut tidak menutup kemungkinan jika gedung UIJ tidak lagi mampu untuk menampung mahasiswanya. Sehingga akan membuat para pelajar di perguruan tinggi swasta ini akan banyak yang kebingungan untuk mencari ruang kelas, bisa saja mahasiswa kampus satu kuliah di kampus dua atau sebaliknya. Kondisi seperti ini apakah sudah terfikirkan oleh pihak kampus? Sebab jika kita menelaah lebih jauh, jumlah mahasiswa yang resmi saja sudah melebihi kapasitas, apalagi dengan bertambahnya mahasiswa baru.

Permasalahan ini bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Pihak rektorat harus memikirkan jika belajar tatap muka kembali dibuka, hal yang dikhawatirkan adalah sebagian mahasiswa yang tidak akan mendapatkan kelas. Walaupun mendapatkan ruang kelas, mungkin jam kuliah yang akan diterima kurang maksimal, karena waktu mereka habis hanya untuk mencari ruang kelas.

Lalu tindakan apa yang akan diambil oleh Rektor UIJ Abdul Hadi selaku pemegang kuasa tertinggi  di kampus ini. Apakah mungkin hanya terdiam diri menunggu kebijakan luring, lalu baru terfikir untuk menambah kelas? Mungkinkah sudah merencanakan untuk membangun gedung baru dalam waktu dekat ini, ataukah telah memilih jalan yang lain? Coba pembaca tebak apakah tindakan selanjutnya yang akan diambil oleh pihak kampus mengenai hal ini.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.