Ads

Omong Kosong, Rektor UIJ Tidak Ingin Banyak Mahasiswa



Jumlah pendaftar di Universitas Islam Jember (UIJ) pada masa Penerimaan Mahasiswa Baru tahun akademik 2023/2024 anjlok. Menurut data yang diketahui oleh penulis, saat ini UIJ hanya mendapat kurang lebih 400 mahasiswa baru. Jumlah tersebut, berkurang sebanyak 600 pendaftar, dibanding tahun lalu yaitu mencapai 1000 mahasiswa lebih.

Dikutip dari website Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Mitra, berita dengan judul Pendaftar UIJ Anjlok, Rektor: Bukan Menjadi Persoalan, yang terbit pada 21 Agustus 2023 rektor UIJ tidak berharap mahasiswa yang mendaftar banyak. Percuma mahasiswa banyak seperti tahun lalu, jika bayarnya banyak minta dispen, seperti itulah kira-kira statemennya. Seperti pembayaran UKT atau Her Registrasi.

Rektor UIJ, Abdul Hamid Pujiono seakan-akan menganggap keberadaan mahasiswa di perguruan tinggi milik YPNU Jember ini tidaklah begitu penting. Pernyataan tersebut mungkin bisa menjadi penyebab awal kehancuran Perguruan Tinggi yang ampa disebut kampus aswaja ini.

Hemat penulis, dampak dari berkurangnya mahasiswa dapat merugikan lembaga. Sebab UIJ adalah kampus swasta. Sebagaimana kita tahu, lembaga yang berstatus swasta seluruh pembiayaannya bersifat mandiri. Begitu juga kampus ini, pendapatan satu-satunya masih dari pembayaran yang dilakukan mahasiswa.

Mari kita hitung-hitungan, andaikan selisih 600 mahasiswa yang berkurang tersebut membayar UKT sebesar Rp.2.000.000 per orang, maka berapa miliar pendapatan UIJ yang hangus? Beda dengan perguruan tinggi negeri, karena pendapatan mereka langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sehingga kampus, seperti ini tidak mementingkan jumlah pendaftarnya, karena lembaga negeri pembiayaannya ditanggung pemerintah pusat.

Oleh karena itu, pernyataan Pujiono tersebut terkesan mengentengkan anjloknya jumlah pendaftar tahun ini, bahkan dapat dibilang omong kosong. Oh iya, penulis lupa, rektor yang ini berasal dari Universitas Islam Negeri (UIN) KH. Ahmad Shiddiq Jember. Bukan dari pergurusan tinggi swasta. Sehingga mungkin masih membawa tradisi pemikirannya dari kampus asal dia bekerja.

Sebagai seorang rektor kampus swasta, seharusnya bisa menganalisa kalau berkurangnya jumlah pendaftar merupakan indikasi kalau perguruan tinggi sudah tidak diminati oleh masyarakat. Kalau ini tidak segera diatasi, bisa saja lima tahun ke depan pendaftar di UIJ hanya 100 orang, bahkan nihil mahasiswa baru.

​Maka dari itu, penulis sarankan Rektor UIJ yang juga Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember segera mengambil langkah untuk melakukan sosialisasi ke sekolah – sekolah yang ada di wilayah se tapal kuda, agar pendaftar di kampus ini kembali mencapai 1000 mahasiswa. Kalau perlu, mengambil langkah politis, dengan iming-iming beasiswa dan sarana belajar kepada calon anak didiknya. Seperti masa kepemimpinan Rektor Abdul Hadi kala itu.

Nama: Febri Irawan, mahasiswa ilmu komunikasi semester 3 (anggota tetap lpm mitra)

Editor: Tria Febriani

Ilustrasi: Yordan Vito Zafiro

6 komentar:

  1. Hidup Bpk Abdul Hadi🔥🔥

    BalasHapus
  2. Meskipun kelihatannya tertib administrasi, Tapi seakan2 memaksa kita untuk menjadi pengusaha utang, karena apa? Karena jika tidak membayarkan sejumlah yg ditetapkan maka dinyatakan cuti dan tetap di bebankan biaya kuliah. Sedangkan ekonomi belum stabil ,dispen pun tak bisa. Lebih baik di bawah kepemimpinan bpk Abdul Hadi ketimbang yg baru. #Tertibadministarinomersatu #kemanusiaannomer10000000

    BalasHapus
  3. Lihatlah mahasiswa atau mahasiswi yg ekonominya dibawah rata" atau sedang jangan di sama ratakan dengan mahasiswa atau mahasiswi yg ekonominya diatas rata" atau bisa dibilang cukup lah bila langsung di sama ratakan begitu mana letak keadilannya. Dengan tingginya pangkat maupun title bapak selaku rektorat harusnya lebih paham tentang keadilan . Dan apakah seperti itu dianggap keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
    #savekeadilan
    #kamibutuhkeadilan

    BalasHapus
  4. Maklum lah wong pilihan trah sak enak e og

    BalasHapus
  5. hehehee ga nyangka banget sama respon yang diberikan oleh rektor
    kirain jadi rektor mengutamakan masalah pendidikan ga taunya mempermasalahkan dispen

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.