Ads

Jumlah Mahasiswa Merosot, Ketua YPNU Jember: UIJ Harus Bangkit di Usia ke-41

 


Potrait: Ketua YPNU,KH. Abdullah Syamsul Arifin Ketua PCNU H. Saiful Bahri, Rektor UIJ Ahmad Halid, Wakil Ketua YPNU Akhmad Taufiq,Saat menghadiri Refleksi Harlah Ke-41 di Kampus l Kamis (11/9). Fotografer: dok.Mitra


Ketua Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama (YPNU), KH. Abdullah Syamsul Arifin atau Gus Aab, menyampaikan keprihatinan atas tren penurunan jumlah mahasiswa Universitas Islam Jember dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disampaikannya saat Refleksi Harlah ke-41 yang menjadi bagian dari rangkaian peringatan berdirinya kampus Nahdliyyin tersebut.

“Dulu mahasiswa baru bisa tembus seribu lebih. Sekarang turun. Ini bukan hanya terjadi di sini, tapi juga di kampus-kampus besar lainnya. Tapi kita tidak boleh pasrah. Ini saatnya bangkit,” ujarnya di hadapan jajaran pimpinan, dosen, dan sivitas akademika Kamis (11/9).

Menurutnya, penyebab utama penurunan ini  karena semakin banyak pondok pesantren yang mendirikan perguruan tinggi sendiri, sehingga calon mahasiswa terbagi. Namun demikian, faktor internal juga harus jadi bahan evaluasi bersama.

“Yang harus kita renungkan adalah: sudahkah manajemen berjalan baik? Sudahkah dosen-dosen menjalankan tridharma secara maksimal? Karena kampus ini lahir dari perjuangan, bukan dari pemberian,” tegasnya.

Pria yang akrab disapa Gus Aab pun menekankan pentingnya mengembalikan semangat awal pendirian lembaga ini. Mengingat UIJ dibangun dengan pengorbanan luar biasa, termasuk dengan menggadaikan kantor PCNU Jember senilai Rp150 juta.

“Kalau hari ini UIJ masih punya utang, jangan malu. Karena kita dibangun dari semangat perjuangan. Tapi utang semangat tidak boleh ditambah dengan utang kinerja. Ini saatnya kita menata ulang langkah-langkah ke depan,” katanya.

Sementara itu dalam sambutannya Rektor UIJ, Ahmad Halid menegaskan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Adalah faktor kunci dalam memperbaiki kinerja institusi secara menyeluruh.

“Masalah jumlah mahasiswa memang nyata. Tapi perbaikan tidak bisa hanya di permukaan. Kita mulai dari dalam dari SDM. Dosen dan karyawan harus memiliki integritas, kompetensi, dan semangat melayani,” ulasannya.

Ia mengingatkan bahwa peningkatan kualitas dosen tidak hanya soal akademik, tetapi juga soal disiplin administrasi, tanggung jawab tridharma, serta kemauan untuk berkembang. Ia menyayangkan masih adanya dosen yang abai terhadap tugas-tugas dasar administrasi dan pengembangan diri.

“Dosen yang tidak mengurus administrasi, tidak mengupdate kompetensinya, itu merugikan institusi. Kita tidak boleh membiarkan kebiasaan seperti ini berlarut-larut,” lanjutnya.

Pimpinan  tertinggi UIJ tersebut juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah mendorong peningkatan jabatan akademik dosen, termasuk mempercepat proses pengurusan guru besar. UIJ saat ini telah memiliki tiga rektor kepala, namun jumlah dosen yang aktif mengurus guru besar masih minim.

Sejumlah program strategis juga telah disiapkan sebagai bagian dari langkah pembenahan dan peningkatan daya saing. Di antaranya adalah 

  • Rencana pendirian Program Doktor (S3) Pendidikan Agama Islam (PAI)
  • Penguatan budaya akademik melalui publikasi ilmiah terindeks SINTA dan internasional
  • Insentif bagi dosen dan mahasiswa yang aktif dalam penelitian
  • Reformasi tata kelola dan sistem layanan administrasi
  • Kerja sama intensif dengan pondok pesantren dan lembaga mitra di wilayah tapal kuda

“Semangatnya bukan hanya bertahan, tapi juga tumbuh. Kita ingin kampus hadir sebagai kampus NU yang kredibel, unggul, dan mampu bersaing secara sehat,” pungkasnya.



Pewarta: Febri Irawan 

Editor : Jelita Puspa Dwi Santosa


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.