Ads

ANAK NELAYAN


Oleh: Khatijah
Penulis saat ini masih duduk disemester 1 prodi ekonomi syariah dan anggota baru LPM Mitra

Aku menghirup angin dalam desiran ombak di pantai pancer. Memastikan tak ada yang salah terhadap apa yang aku kerjakan. Aroma ikan sudah sudah tidak asing lagi bagiku, beginilah hidupku yang hanya seorang anak nelayan. Kehidupan yang mengajariku untuk hidup.Disetiap  ada waktu luang aku sempatkan membantu orang tuaku membuat abon dari ikan, beginilah aku menghapus lelahku ditengah kesibukanku sebagai mahasiwa di universitas islam jember. Tiba-tiba ibu memanggilku dari kejauhan, menyuruhku pulang. Akupun langsung pulang dan terus  menuju ruang keluarga. Ibu dan bapakku duduk sambil membicarakan hasil panin ikan dan penjualan abon ikan yang aku buat. Keduanya menatapku saat aku berjalan mendekat.
’’kau akan tetap menjadi sebagai pembuat abon ikan nak’’ tanya ibuku.
‘’aku akan tetap menekuni sebagai pembuat abon ikan bu, Aku ingin menjadi pengusaha muda yang bisa memanfaatkan sumerdaya alam seperti ikan yang ada di desa ini’’ kataku tegas. aku bersikap tegar dan semangat dihadapan keluargaku.
‘’kau seorang mahasiswa nak. biarlah bapak yang membantumu, kau fokus saja pada kuliahmu’’ saran bapakku.
‘’tidak, terimaksih bapak, aku pengen merintis usahaku dari nol. Aku pengen jadi pengusaha biarpun hanya seorang anak nelayan.
‘’berjanjilah untuk tidak mengabaikan kuliahmu’’ kata ibuku sambil memelukku dengan perasaan bangga.
Aku berjalan pelan menuju kamar peristirahatanku yang tak jauh dari ruang keluarga. Aku Rahma, seorang gadis 19 tahunyang begitu menyukai laut dan ketenangan. Hari ini, 30 November 2017, aku mulai memikirkan kekhawatiran ayah dan bapakku, tentang usaha abon ikan yang aku rintis dan kuliahku, Mereka takut kuliahku terbengkala. Akupun berjanji pada diriku sendiri bahwa apapun kesibukanku, akun akan mendahului kewajibanku.
Semilir angin pagi ini menyapa lembut wajahku. Suara deburan ombak menyambutku. Takterasa sudah 3 tahun aku menekuni usaha abon ikan. Dan aku juga sudah menyelesaikan studiku, sesuai harapaku, sekarang aku menyandang gelar SE. Tidak ada hal yang paling membahagiakan ketika impian dan harapan tidak hanya menjadi mimpi dalam kehidupan. Tiba-tiba aku terkejut oleh seseorang. Meraka adalah kedua orang tuaku. Yang selalu mendukungku dan selalu ada untukku.
‘’ibu dan bapak bangga kepada kepadamu nak, kini usahamu sudah besar. Kamu pun menjadi pengusaha sukses dan juga sudah menjadi sarjana’’. Kata ibu
‘’ini semua karena doa ibu dan bapak’’ jawabku dengan senyuman.

Semua kebahagian kini hadir hari ini, semuanya terpancar dalam senyum bapak dan ibuku. Tidak ada kebahagiaan yang paling membahagiakan ketika seorang anak dapat membuat bahagia kedua orang tuanya. Semuanya terasa mimpi dalam kehidupanku. Kini aku dapat mengujutkan impian.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.