Ads

My Hero

Ilustrator: Yordan Vito Zafiro


Mataku pelan-pelan terbuka ketika sayup sayup terdengar suara lantunan tilawah Qur'an dari masjid dekat rumahku, tandanya waktu sholat tahajjud sudah tiba. Aku pun, Segera bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, kulihat seorang perempuan tua yang barhati sangat mulia sedang melipat mukenah, ia  baru saja menyelesaikan sholat tahajud nya.

"udah bangun nduk ? sholat tahajud dulu sana" Ucap Uti

"iya ti" sahutku.

   Perempuan inilah satu-satunya harta paling berharga yang aku miliki. Aku memanggilnya dengan sebutan Uti. Dia adalah orang tua angkat ibuku dan aku adalah cucu satu-satunya yang dia miliki.

    Di rumah hanya ada aku dan uti yang menepati . Ibu dan ayahku bercerai ketika aku masih kecil, mereka sama-sama pergi meninggalkanku dengan uti. Dari cerita yang aku tahu dari uti, mereka sudah tinggal bersama keluarga barunya masing-masing. Sejak diriku masih kecil  uti lah yang merawatku,  membesarkan, serta mendidikku dengan kasih sayangnya yang begitu besar yang ia berikan . Uti adalah sosok perempuan kuat, tangguh,  dan hebat. Karna dia bisa menjadi ayah sekaligus ibu bagiku.

    Sejak orang tua ku bercerai,diriku tak pernah mendengar bagaimana kabar ayah dan ibu . aku juga sudah tidak terlalu mengingat wajah mereka. Uti hanya memberiku sebuah foto pernikahan mereka yang telah usang termakan usia, kata uti wajahku sangat mirip dengan ibu. Dan terkadang uti sedikit menceritakan kisah masa kecilku bersama kedua orang tuaku.

    Sesekali aku bertanya kepada uti di mana keberadaan mereka sekarang. Tapi sayangnya, uti pun tidak tahu keberadaannya , diriku hanya bisa menenangkan hati serta senantiasa mendoakan  mereka yang terbaik. Walaupun,mereka entah dimana tapi meraka tetaplah orang tuaku.

    Sewaktu kelas 1 SD aku pernah menangis pada uti dengan memintanya mencari keberadaan ibu. Karna pada saat itu  sekolahku mengadakan acara hari ibu yang dihadiri oleh para ibu dari teman-temanku. Uti pun dengan senyumnya sambil memelukku dia berkata "kan masih ada uti nduk, biar uti aja yang kesana ya ? nanti pulangnya kita beli permen kapas, gimana ?" Seketika itu tangisku terhenti dan digantikan oleh senyum di bibirku, begitulah uti selalu tahu apa-apa kesukaanku dan bagaimana cara menghiburku.

    Akupun segera sadar dari lamunan ku. Kenangan itu sudah terlewati 11 tahun lamanya. Kini usiaku sudah memasuki fase dewasa, sudah saatnya aku memahami kondisi beliua  , membantunya bekerja dan berusaha meringankan bebannya. Aku juga baru ingat jika esok adalah hari ibu dan aku memiliki sebuah ide untuk membelikan uti sebuah mukenah baru dari uang tabungan ku. Karena yang kutahu uti selalu mengalah demi kebutuhan ku daripada mengganti mukenah nya yang sudah dijahit berkali-kali.

    Hari itu aku pun pergi ke toko mukenah dan membelinya satu untuk uti, setelah lama memilih, akhirnya aku memilih sebuah mukenah putih ber bordir motif bunga berwarna coklat muda, yang ku yakin mukenah ini sangat cocok dengan uti.  Setelah selesai, aku segera kembali ke rumah dan segera membungkus nya dengan rapi. Tak lupa aku pun menuliskan sebuah note yang  bertuliskan

 "Selamat hari ibu, Uti... Sehat selalu, Semoga Allah selalu melindungimu"

    Setelah kurasa selesai, aku pun menyimpan bungkusan kado itu di atas meja belajar ku dan esok akan kuberikan pada Hero ku.

“Thank you my hero,kau dunia ku,kau adalah tuntunan arah ku ,kau juga tempat rumah ternyaman yang aku miliki saat ini hingga kelak. Dan juga terimakasi, menjadi sosok yang memberikan cinta serta kasih sayang yang tidk ada batasnya.”


Penulis: Yunike Wulandari

Editor: Tria Febriani





Dipublikasikan pada : 22 Desember 2022 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.